Senin, 31 Juli 2023

Kesimpulan Hari ini!

 Assalamualaikum wrwb

Tugas PAI kelas 10 

Peserta didik mendeskripsikan dirinya dalam 10 hal berikut ini;

1. 10 Hal dalam berlomba-lomba dalam kebaikan

2. 10 Hal dalam upaya meningkatkan etos kerja seorang pelajar untuk tujuan terbaik.

Wassalamu'alaikum wrwb...


PAI PERT-2 IKM KELAS X FASE E

 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

 KEGIATAN PEMBELAJARAN

SMA AL-AZHAR 3 BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2023/2024

 

KELAS X ( KURIKULUM MERDEKA) :

1.       NAMA GURU                                     : Heri Sutopo, M.E.Sy

2.       MATA PELAJARAN                           : PAI

3.       KELAS                                                    : X

4.       PERTEMUAN                                      : Ke-2

5.       CP                                                           :

Di akhir fase E, Peserta didik mampu menganalisis ayat AlQur’an dan hadis tentang perintah untuk berkompetisi dalam kebaikan dan etos kerja.

 Al-Qur’an dengan tartil, menghafal dengan fasih dan lancer ayat Al-Qur’an serta Hadis tentang perintah untuk berkompetisi dalam kebaikan dan etos kerja serta bahaya dari pergaulan bebas dan zina; dapat menyajikan konten dan paparan tentang perintah untuk berkompetisi dalam kebaikan dan etos kerja

6.       TUJUAN PEMBELAJARAN             :

a.       Peserta didik dapat menghafal dengan fasih dan lancar ayat Al-Qur’an dan Hadis tentang perintah untuk kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja.

b.      Peserta didik dapat menulis  ayat Al-Qur’an dan Hadis tentang perintah untuk kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja.

7.       MATERI                                                                : Bab 1. Berkompetisi dalam kebaikan dan etos kerja.

8.       METODE                                              : Discovery Learning dan Diskusi Kelompok

9.       STRATEGI                                            :

Persiapan Pembelajaran

 1. Guru melakukan asesmen diagnostik dalam bentuk kelancaran dalam membaca Q.S.    Al-Maidah/5: 48 dan Q.S. At-Taubah/9: 105 secara bersambung sebelu pembelajaran.

 2. Guru menyiapkan bahan tayang video tentang seorang membaca ayat Al-Qur’an      

     Q.S. Al-Maidah/5: 48 dan Q.S. At-Taubah/9: 105.

Kegiatan Pembelajaran

 1. Pendahuluan (15 menit)

a)      Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam. Perwakilan peserta didik memimpin doa.

b)      Guru menanyakan kabar peserta didik dan mengecek kehadiran peserta didik.

c)       Guru memberikan apersepsi pentingnya menghafal  Al-Qur’an.

d)      Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

2. Kegiatan Inti (115 menit)

      Langkah 1. Orientasi Masalah

a.       Guru bertanya tentang sejauhmana hasil bacaan siswa

b.      Peserta didik diminta untuk mulai menghafal masing-masing Q.S.  Al-Maidah/5: 48 dan Q.S. At-Taubah/9: 105.

 

Langkah 2. Mengorganisasi Peserta Didik

a.       Peserta didik dibagi dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang.

b.      Peserta didik diminta melakukan Kegiatan 1.2 mendengarkan untuk menghafal  

    Q.S. Al-Maidah/5: 48 pada Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas  X 

    dari PT Penerbit  Erlangga halaman 12.

c.       Peserta didik diminta mendengarkan hafalan Q.S. At-Taubah/9: 105 pada QR Code  Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas X dari PT Penerbit Erlangga halaman7.

d.      Peserta didik diminta mendengarkan hafalan hadis tentang etos kerja pada QR Code dari Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas X dari PT Penerbit Erlangga halaman 9.

Langkah 3. Membimbing Penyelidikan Kelompok

a. Guru berkeliling untuk melihat kegiatan yang dilakukan peserta didik.

b. Guru melihat dan mencatat sampel aktivitas hafalan peserta didik/kelompok dan  

    diskusi ringan tentang apa yang sudah dilakukan.

c. Guru bertanya tentang apa saja kendala peserta kelompok dan memberikan bantuan 

    terbatas, apabila ada peserta didik/kelompok yang mengalami kesulitan.

 

Langkah 4. Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Hafalan

a.       Guru meminta dengan sukarela perwakilan kelompok untuk mempresentasikanhasil hafalan Q.S.  Al-Maidah/5: 48 dan Q.S. At-Taubah/9: 105.

b.      Kelompok lain diminta untuk menanggapi dan memberikan argumen tentang  apa yang dipresentasikan.

c.       Guru meminta perwakilan kelompok lain untuk mempresentasikan hasil hafalan    Q.S.   Al-Maidah/5: 48 dan Q.S. At-Taubah/9: 105.

d.      elompok lain diminta kembali untuk menanggapi dan memberikan argumen  tentang apa yang dihafalkan

 Langkah 5. Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah

a.       Guru meminta semua peserta didik untuk saling melakukan apresiasi terhadap  peserta didik/kelompok yang telah sukarela mempresentasikan hasil hafalan dan peserta didik yang sudah terlibat aktif dalam pembelajaran.

b.      Guru memberikan penguatan apabila ada jawaban peserta didik yang kurang 

      sesuai.

3. Kegiatan Penutup

a.       Guru bersama peserta didik melakukan refleksi mengenai pembelajaran yang telah dilakukan yaitu Q.S.  Al-Maidah/5: 48 dan Q.S. At-Taubah/9: 105.

b.      Guru memberikan tugas rumah untuk mengerjakan Uji Pemahaman dari Buku Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti I kelas X dari PT Penerbit Erlangga halaman 17.

c.       Guru mengkonfirmasi materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.

Rencana Asesmen

Peserta didik mengerjakan tugas terstruktur, yaitu Latihan Soal dari Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas X dari PT Penerbit Erlangga halaman 19.

 

10.   PENGEMBBANGAN MATERI       :

A.      URAIAN MATERI LEBIH SEMPURNA DI LENGKAPI MEDIA PEMBELAJARAN ( PPT, VIDEO/KONTENT)

B.      CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN

1.       Apa itu yanmg dimaksud dengan Etos kerja?

2.       Bagaimana Etos kerja Seorang pelajar Muslim?

3.       Apa keuntungan seorang pelajar bila memiliki etos kerja yang baik?

C.      LATIHAN SOAL / TUGAS

1.       Berikan contoh 10 perilaku untuk meningkatkan etos kerja dalam diri seorang pelajar!.

D.      KELAS X ( KURIKULUM MERDEKA) :

X A1 & X2

Wassalamualakum wrwb

Jumat, 28 Juli 2023

PAI PERINGATAN 1 MUHARRAM 1445 H SMA AL-AZHAR 3 BDL

 

PAI X FASE E

GURU : HERI SUTOPO, M.E.Sy

 

PERINGATAN MUHARRAM 1445 H/2023M

SMA AL-AZHAR 3 BANDAR LAMPUNG

 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

1.      Apa itu Bulan Muharram?

2.      Bagaimana sejarah Bulan Muharram sebagai peristiiwa Hijrah?

3.      Apa keuatamaan-keutamaan bulan Muharram?

 

شهر المحرم 1445 هجرية

Umat Islam di seluruh Indonesia sebentar lagi akan merayakan tahun baru Islam yang tepatnya jatuh pada tanggal 19 juli 2023, 1 Muharram 1443 H. Namun, adakah dari kalian yang sudah mengetahui sejarah tahun baru islam dari mulai awal penanggalan Hijriah hingga dalil dalam penentuan tanggal ini? Jika belum, simak baik baik.

 

Kalender Hijriyah atau biasa disebut Kalender Islam dalam bahasa Arabnya adalah at-taqwim al-hijri, adalah kalender yang digunakan oleh umat Islam dari zaman dahulu hingga saat sekarang ini, biasanya digunakan dalam menentukan tanggal atau bulan yang berkaitan dengan ibadah, atau hari-hari penting lainnya. Kalender ini dinamakan Kalender Hijriyah, karena pada tahun pertama kalender ini adalah tahun dimana terjadi peristiwa Hijrah-nya Nabi Muhammad SAW, dari Makkah ke Madinah.

 

Tahun Baru Islam merupakan suatu hari yang penting bagi umat Islam karena menandai peristiwa penting yang terjadi dalam sejarah Islam yaitu memperingati penghijrahan Nabi Muhammad saw. dari Kota Mekkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi. Peristiwa bersejarah itu terjadi pada 1 Muharram tahun baru bagi kalender Hijriyah. Namun Tahun Hijrah Rasulullah SAW dari Mekah ke Madinah itu diambil sebagai awal perhitungan bagi kalender Hijriyah.

 

Musyawarah yang dilakukan khalifah Umar dan para sahabatnya serta orang terpandang menghasilkan beberapa poin penting, yakni pilihan tahun bersejarah untuk dijadikan patokan tahun Islam, diantaranya adalah kebangkitan Nabi Muhammad menjadi Rasul, tahun kelahiran Nabi Muhammad, dan wafatnya, dan ketika Nabi hijrah dari Makkah ke Madinah. Dari sekian banyak pilihan dipilihlah bahwa patokan tahun ketika Nabi hijrah dari Makkah ke Madinah. Dikarenakan salah satu ayat dalam Al-Quran surat At-Taubah

 

لَمَسْجِدٌ اُسِّسَ عَلَى التَّقْوَى مِنْ اَوَّلِ يَوْمٍ اَحَقُّ اَنْ تَقُومَ فِيهِ

 

“Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar taqwa (masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya” (Qs. At-Taubah : 108)

 

Para sahabat memahami bahwa yang dimaksud dengan “sejak hari pertama” adalah hari pertama kedatangan Nabi dari hijrahnya sehingga para sahabat menggunakan momen tersebut untuk digunakan sebagai acuan tahun Hijriah. Mengapa para sahabat dan khalifah Umar saat berunding tidak memilih opsi selain daripada hijrahnya Nabi menuju Madinah ? Hal ini dijelaskan oleh Ibnu Hajar Rahimahullah:

 

Kalender ini hanya dimulai pada zaman Khalifah Arrasyidin kedua yaitu Umar al-Faruq R.A. Ada beberapa saran dari para sahabat untuk penetapan tanggal bagi Madinah ketika itu, ada yang mengusulkan tahun Islam dimulai ketika kelahiran Nabi Muhammad SAW, ada yang mengusulkan awal tanggal Islam ditetapkan pada hari Rasulullah diangkat sebagai nabi dan rasul tetapi pandangan yang menyarankan awal tanggal Islam pada tanggal hijrah Nabi SAW.

 

لأن المولد والمبعث لا يخلو واحد منهما من النزاع في تعبين السنة. واما وقت الوفاة فأعرضوا عنه لما توقع بذكره من الأسف عليه, فانحصر في الهجرة

 

‘Karena tahun kelahiran dan tahun diutusnya beliau menjadi Nabi tidak diketahui secara pasti. Adapun wafat beliau, para sahabat tidak memilihnya karena akan menyebabkan kesedihan manakala teringat tahun tersebut. Oleh karena itu ditetapkanlah peristiwa hijrah sebagai acuan tahun” (Fathul Bari, 7/335)

 

Penetapan ini adalah untuk mengenangkan betapa pentingnya tanggal hijrah yang menjadi perubahan paradigma dalam sejarah agama Islam yang mana pertama kali dalam sejarah Islam. Kalender Hijriyah secara resmi belum dimulai ketika zaman Rasulullah S.A.W. Kalender ini hanya dimulai pada zaman Khalifah Arrasyidin kedua yaitu Umar al-Faruq R.A. Ada beberapa saran dari para sahabat untuk penetapan tanggal bagi Madinah ketika itu, ada yang mengusulkan tahun Islam dimulai ketika kelahiran Nabi Muhammad SAW, ada yang mengusulkan awal tanggal Islam ditetapkan pada hari Rasulullah diangkat sebagai nabi dan rasul tetapi pandangan yang menyarankan awal tanggal Islam pada tanggal hijrah Nabi SAW. Penetapan ini adalah untuk mengenangkan betapa pentingnya tanggal hijrah yang menjadi perubahan paradigma dalam sejarah agama Islam yang mana pertama kali dalam sejarah Islam.

 

Bulan Muharram bagi umat Islam dipahami sebagai bulan Hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah, yang sebelumnya bernama “Yastrib”. Sebenarnya  kejadian hijrah Rasulullah tersebut terjadi pada malam tanggal 27 Shafar dan sampai di Yastrib (Madinah) pada tanggal 12 Rabiul awal. Adapun pemahaman bulan Muharram sebagai bulan Hijrah Nabi, karena bulan Muharram adalah bulan yang pertama dalam kalender Qamariyah yang oleh Umar bin Khattab, yang ketika itu beliau sebagai khalifah kedua sesudah Abu Bakar, dijadikan titik awal mula kalender bagi umat Islam dengan diberi nama Tahun Hijriah.

 

Masa khalifah Umar bin Khattab memang terdapat banyak sekali kemajuan salah satunya di sistem penanggalan. Menurut para ulama pakar tarikh, latar belakang Umar menetapkan sistem tanggal yang baku berawal dari surat yang dikirim oleh gubernur Basrah kala itu, Abu Musa Al-Asy’ari.

 

 انه يأتينا منك كتب لها ليس تاريخ

 

“Telah sampai kepada kami surat-surat dari Anda, dengan tanpa tanggal”

 

Dalam penulisan surat menyurat sebenarnya tidak ditulis secara pasti tanggal penulisannya dan hari pengirimannya sehingga khalifah Umar kesulitan dalam memilah mana surat yang terlebih dahulu sampai, karena khalifah Umar tidak menandai surat yang lama dan yang baru. Sehingga khalifah Umar pun memanggil para sahabatnya dan orang terpandang untuk diajak berunding mengenai masalah ini. Khalifah Umar pun berkata “Perbendaharaan negara semakin banyak. Apa yang kita bagi dan sebarkan selama ini tidak tertanggal secara pasti. Bagaimana cara mengatasi masalah ini ?”.

 

Maka dapat disimpulkan awal tahun Hijriah dimulai ketika Nabi hijrah dari Makkah menuju Madinah. Untuk acuan bulan tetap menggunakan sistem qamariyah dengan bilangan 12 bulan per tahunnya. Nama-nama bulan yang dipakai adalah seperti nama-nama bulan yang memang berlaku sejak saat masa kenabian dari mulai bulan Muharram sampai dengan Dzulhijjah dengan 4 bulan Haram (tidak boleh ada peperangan di dalamnya), yakni bulan Dzulqa’idah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Sebagai informasi tambahan bahwa pada masa dahulu pada kaum Quraisy, dikenal praktek Nasi’, yang memungkinkan kaum tersebut untuk menambahkan bulan ke-13 pada setiap 3 tahun agar bulan-bulan sistem qamariyah selaras dengan perputaran musim. Ketetapan Allah mengenai praktek Nasi’ ini ada pada surat At-Taubah ayat 36 :

 

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ الله اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالاَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ

 

“Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah adalah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya ada empat bulan haram…” (Qs. At-Taubah : 36)

 

Atas inilah ketetapan mengenai tahun dan bulan dari kalender Hijriah yang memiliki perbedaan dengan kalender lainnya yang mayoritas kita kenal bersistem syamsiyah. Dedikasi para sahabat saat itu tentang pentingnya penanggalan sangat memudahkan mereka dalam mengatur segala sesuatu yang membutuhkan penanggalan, sebutlah dalam kasus surat menyurat.

 

Sebentar lagi umat Islam di Indonesia nanti merayakan tahun baru Islam di tanggal 19 Juli  2023. Tentunya dengan mengetahui sejarah tahun Islam maka diharapkan kita lebih mengetahui makna  dari tanggal 1 Muharram itu sendiri, yakni momen hijrahnya Nabi menuju Madinah sehingga diharapkan bahwa tahun sebelum dan sesudahnya terjadi “hijrah” sikap, hati dalam hal taqwa kepada Allah seperti hijrahnya Nabi Muhammad SAW.

Bertemu dengan bulan Muharram adalah kebahagiaan tersendiri bagi orang beriman. karena bulan ini kesempatan emas untukmendulang kebaikan dan amal shaleh. semangat ini tergambardalam kehidupan generasi awal. Seperti Umar, Aisyah, Abu Tholhah dan yang lainnya. Berkata Abu Usman An nahdi; “Adalah kebiasaan para salaf mengagungkan tiga waktu darisepuluh hari yang utama: Sepuluh hari terakhir dari bulanRamadhan, sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah dan sepuluhhari pertama bulan Muharram”.

 

Semangat dan kesungguhan generasi awal beribadah dalambulan Muharram bukanlah sesuatu yang asing dalam kehidupanmereka, karena mereka sangat faham bahwa bulan Muharram adalah bulan yang agung lagi mulia, bulan yang Allah sandarkankepada diriNya (syahrullah), bahkan saking terhormatnya bulanini sehingga disebut dengan Syahrullah Al Asham (bulan Allah yang sunyi) karena tidak boleh sedikitpun riak dan konflik di bulan ini.

 

Di antara kemuliaan bulan Muharram ia termasuk salah satu dari empat bulan haram (suci) sebagaimana firman Allah swt suratAttaubah, ayat 36. “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisiAllah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktuDia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulanharam. Itulah (ketetapan) agama yang lurus..”  dinamakanbulan haram karena bulan ini dimuliakan oleh bangsa arab sejakzaman jahiliyah sampai Islam datang. Adapun empat bulanharam tersebut, telah dijelaskan Nabi saw dalam sabdanya. dariAbu Bakrah radliallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihiwa sallam bersabda: “Sesungguhnya zaman berputar sebagaimana ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun adadua belas bulan. Diantaranya ada empat bulan haram (suci), tiga bulan berurutan: Dzul Qo’dah, Dzulhijjah, dan Muharram, kemudian bulan Rajab suku Mudhar, antara Jumadi Tsani dan Sya’ban.” (HR. Al Bukhari & Muslim).

 

Berikut ini adalah amalan sunnah dan hukum yang harusdiperhatikan pada bulan Muharram, sehingga ibadah yang dilakukan sesuai dengan syariat Islam:

 

Pertama: Melakukan puasa sunnah khususnya tanggal 9 dan 10 Muharram.

 

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baik puasa setelah Ramadan adalahpuasa di bulan Allah, bulan Muharram.” (HR. Muslim) Imam Nawawi berkata: hadis ini penegasan bahwa sebaik-baik bulanuntuk berpuasa adalah bulan Muharram.

 

Abu Qotadah Al Anshori berkata: Nabi saw ditanya mengenaipuasa asyura’? beliau menjawab: puasa Asyura’ menghapusdosa setahun yang lalu (HR. Muslim)

 

Dari Ibn Abbas, beliau berkata: “Saya tidak pernah melihatNabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memilih satu hari untukpuasa yang lebih beliau unggulkan dari pada yang lainnyakecuali puasa hari Asyura’, dan puasa bulan Ramadan.” (HR. Al Bukhari & Muslim)

 

Ibnu Rajab berkata: di antara ulama yang menganjurkanberpuasa pada tanggal 9 dan 10 muharram sekaligus adalahImam Assyafii, Imam Ahmad. Adapun Imam Abu Hanifahmenanggap makruh jika seseorang hanya berpuasa pada harikesepuluh saja.

 

Syaikh Bin Baz berkata: Yang lebih baik adalah berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh dari bulan Muharram karenamengingat hadis Ibnu Masud, dan jika berpuasa pada harikesepuluh dan kesebelas atau berpuasa tiga hari sekaligus (9,10 dan 11) adalah baik, semua bertujuan untuk menyelisihi kaumyahudi.

 

Kedua: Menjauhkan diri dari perbuatan zholim di bulan ini

 

Allah swt berfirman: “Sesungguhnya bilangan bulan di sisiAllah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktuDia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulanharam. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlahmenzholimi diri dalam bulan yang empat itu” [QS. At-Taubah: 36]

 

Para ulama menjelaskan maksud larangan berbuat zholim pada ayat tersebut adalah dengan tidak melakukan peperangan dan menumpahkan darah, ada juga sebagian berpendapat bahwamaksudnya tidak berbuat dosa dan kemaksiatan secara umum.

 

Di bulan mulia ini, hendaklah berhati-hati dari berbuat zholim, baik menzholimi diri sendiri maupun menzholimi orang lain. Karena kezholiman itu kegelapan di hari kiamat. Nabi saw bersabda: “Tahukah kalian dengan kezaliman, karenasesungguhnya kezaliman itu merupakan kegelapan-kegelapanpada hari kiamat” (HR. Muslim)

 

Ketiga: Hadis daif berkaitan keutamaan bulan Muharram

 

Terdapat beberapa hadis daif terkait keutamaan bulanMuharram, diantaranya:

 

1. Siapa yang memberikan kelonggaran (nafkah) kepadaorang yang menjadi tanggungannya pada hari Asyura, maka Allah akan memberikan kelonggaran kepadanyaselama setahun penuh.

2. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasamengagungkan hari itu dan memanggil bayi-bayi yang menyusui milik beliau dan Fathimah, kemudian beliaumeludah di mulut mereka dan memerintahkan ibu merekaagar tidak menyusuinya sampai malam.

3. Siapa yang bercelak dengan itsmid pada hari Asyura, diatidak akan terkena penyakit mata selamanya.

Keempat: Menghindari perkara bi’dah dalam keyakinandan amalan di bulan Muharram.

 

Ada sebagian yang meyakini bahwa bulan muharram bulan sial, maka diajak untuk tidak melakukan aktifitas dan kegiatanapapun, jika ada yang melakukannya dianggap akan membawakepada kecelakaan dan kerugian. Tentunya keyakinan seperti iniadalah sebuah kesyitikan, karena meyakini terhadap sialnyasesuatu tampa ada dalil termasuk perkara thiyarah. Dan thiyarohitu adalah perbutan syirik berdasarkan hadis nabi saw: thiyarohitu syirik, thiyaroh itu syirik (HR. Abu Daud)

 

Menjadikan hari Asyura’ hari istimewa untuk anak yatim. Tersebar di masyarakat anjuran menyantuni anak yatim di haritersebut. Dalam kitab tanbihul ghofilin terdapat sebuah hadis, barangakali ini yang melandasi keyakinannya: “Siapa yang mengusapkan tangannya pada kepala anak yatim, di hariAsyuro’ (tanggal 10 Muharram), maka Allah akan mengangkatderajatnya, dengan setiap helai rambut yang diusap satuderajat.”

 

Para ulama menghukumi hadis di atas dengan hadis palsu. Karena dalam jalur sanadnya terdapat perawi yang bernama: habib bin abi habib. Seperti yang dikatakan oleh Imam Ahmadbahwa beliau pernah berdusta. Dan ulama lain juga senada yang perkataan Imam Ahmad.

 

Penjelasan di atas sama sekali tidak melarang siapapun yang ingin menyantuni dan berbuat baik kepada anak yatim, karenamenyantuni mereka adalah amalan mulia. Nabi bersabda: “Saya dan orang yang menanggung hidup anak yatim seperti dua jariini ketika di surga.” Beliau berisyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah, dan beliau memisahkannya sedikit. (HR. Bukhari).

 

Dalam hadis ini nabi menjelaskan keutamaan menyantuni anakyatim secara umum, tampa menyebutkan waktu khusus. Artinyamenyantuninya berlaku kapan dan dimana saja. Dalam hal initerdapat kaedah yang mesti kita fahami. “Semua bentuk ibadah yang sifatnya mutlak dan terdapat dalam syariat berdasarkandalil umum, maka membatasi setiap ibadah yang sifatnya mutlakini dengan waktu, tempat, atau batasan tertentu lainnya, dimanaakan muncul sangkaan bahwa batasan ini merupakan bagianajaran syariat, sementara dalil umum tidak menunjukkan hal inimaka batasan ini termasuk bentuk bid’ah.”

و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Kamis, 27 Juli 2023

اللغة العربية الفصل ١٢ العالية...

  Assalamualaikumwrwb..

KI-

قدرة التلاميذ على فمة اللغة العربية من المفردات والكلمات مع قواعدها الصرفية والنحوية....

KD-

3.1

Memberi contoh ungkapan sederhanad (رجا-يرجو) ...

4.1

Mengunakan teks sedrhana berisi harapan (رجا-يرجو) dengan memperhatiakn fungsi sosial struktur teks dan kaidah bahasa dengan benar.


Materi

المقالة ١ ومفرداتها

وصل-يصل datang/sampai

ركب-يركب mengendarai

رجا-يرجو :berharap

حضر-يحضر: hadir-ada

انتظر-ينتظر: menunggu

تحويل افعال... الفعل الماضي -الفعل المضارع- المصدر

فتح يفتح

ذهب يذهب

كتب يكتب

خرج يخرج

قرأ يقرأ

سبح يسبح

ساعد يساعد

الاحتبار:

قراءة المقالة.

وضع المفردات الى الجملة.

حفظ المفردات...


والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته..


Senin, 24 Juli 2023

PAi kelas 10 Fase E Pert-1 Elemen; Al-Qur'an dan Hadist : Etos Kerja

 Assalamualaikum wrwb.

Tujuan Pembelajaran

1.    Peserta didik dapat membaca ayat Al-Qur’an dengan tartil dan hadis tentang kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja.

2.    Peserta didik dapat mengidentifikasi hukum tajwid  ayat Al-Qur’an dengan tartil dan hadis tentang kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja.

Pertanyaan Pemantik

1.    Apa Anda mengetahui apa itu kompetisi?

2.    Apa anda mengetahui ap aitu etos kerja?

Materi:

a.    Guru bertanya tentang sejauhmana pemahaman siswa tentang kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja.

b.    Peserta didik diminta untuk membaca materi Q.S.  Al-Maidah/5: 48 dan Q.S. At-Taubah/9: 105.

c.    Peserta didik diminta untuk mengidentifikasi hukum tajwid dalam  Q.S.  Al-   

     Maidah/5: 48 dan Q.S. At-Taubah/9: 105.

d.   Peserta didik diminta untuk menarik kesimpulan tentang apa saja kandungan  

     dalam  Q.S.  Al-Maidah/5: 48 dan Q.S. At-Taubah/9: 105.

e.    Guru mendorong peserta didik untuk mempelajari dan mengumpulkan informasi lain dari berbagai sumber dan lingkungan untuk penelitian.

Penutup:

a.    Guru bersama peserta didik melakukan refleksi mengenai pembelajaran yang telah dilakukan terkait identifikasi hukum tajwid dalam  Q.S.  Al-Maidah/5: 48 dan Q.S. At-Taubah/9: 105.

b.    Guru memberikan tugas rumah untuk menghafal Q.S.  Al-Maidah/5: 48 dan  Q.S. At-Taubah/9: 105 dan Hadis pada Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi   

         Wassalamualaikum wrwb


Jumat, 21 Juli 2023

PAI kelas 10

 Assalamualaikum wr wb....

Bab 1 Kompetisi dalam Kebaikan dan Etos Kerja

Tujuan Pembelajaran

1.      Peserta didik dapat membaca ayat Al-Qur’an dengan tartil dan hadis tentang kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja.

2.      Peserta didik dapat menghafal dengan fasih dan lancar ayat Al-Qur’an dan Hadis tentang  perintah untuk kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja.

3.      Peserta didik dapat menjelaskan ayat tentang ayat Al-Qur’an dan Hadis tentang kompetisi dalam  kebaikan dan etos kerja.

4.      Peserta didik dapat menganalisis ayat Al-Qur’an dan hadis tentang kompetisi dalam kebaikan  dan etos kerja.

5.      Peserta didik dapat menyajikan konten dan paparan tentang perintah untuk kompetisi dalam  kebaikan dan etos kerja dalam bentuk penelitian.

Alur Tujuan Pembelajaran

Elemen:

Al-Qur’an dan Hadis

Capaian Pembelajaran:

Peserta didik mampu menganalisis ayat Al-Qur’an dan Hadis tentang perintah untuk berkompetisi dalam kebaikan dan etos kerja; dapat membaca Al-Qur’an dengan tartil, menghafal dengan fasih dan lancar ayat Al-Qur’an serta Hadis tentang perintah untuk berkompetisi dalam kebaikan dan etos kerja; dapat menyajikan konten dan paparan tentang perintah untuk berkompetisi dalam kebaikan dan etos kerja; meyakini bahwa sikap kompetitif dalam kebaikan dan etos kerja adalah perintah agama; dan membiasakan sikap kompetitif dalam kebaikan dan etos kerja.

Materi

Tujuan Pembelajaran

MATERI AJAR

JP

1.A. Membaca

Peserta didik dapat membaca ayat Al-Qur’an dengan tartil dan hadis tentang kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja.

E.10.1

3

Peserta didik dapat mengidentifikasi hukum tajwid  ayat Al-Qur’an dengan tartil dan hadis tentang kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja.

 

 

1.B. Menghafal

Peserta didik dapat menghafal dengan fasih dan lancar ayat Al-Qur’an dan Hadis tentang perintah untuk kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja.

E.10.2

3

Peserta didik dapat menulis ayat Al-Qur’an dan Hadis tentang perintah untuk kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja.

 

 

1.C Menerjemahkan

Peserta didik dapat menerjemahkan ayat tentang ayat Al-Qur’an dan Hadis tentang kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja.

 

E.10.3

3

Peserta didik dapat menjelaskan makna ayat tentang ayat Al-Qur’an dan Hadis tentang kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja.

 

 

 

1.D Penerapan

Peserta didik dapat menyajikan penerapan makna  kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja dalam kehidupan sehari-hari

E.10.4

3

Peserta didik dapat menyajikan konten dan paparan tentang perintah untuk kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja dalam bentuk penelitian.

 

 

TOTAL JAM PELAJARAN (JP)

12 JP



Wassalamaualaikum wrwb

SOAL BAHASA ARAB SAT KELAS 10 DAN 11 ( SUSULAN/ REMEDIAL/PERBAIKAN NILAI)

 ASSALAMULAIKUM WRWB BAGI SISWA-SISWI YANG BELUM SEMPAT MENGIKUTI UJIAN BAHASA ARAB KELAS 10 DAN 11 DAPAT MENDOWNLOAD SOAL PADA LINK BERIKUT...