Notulasi Kegiatan Reuni dan Tajammuk Nasional Bersama Pimpinan Pondok Modern Gontor, 4 Mei 2024 di Wisma IKPM Gontor
1. Sambutan atas nama Angkatan 2 Zaman: ust. Abdul Karim:
Teman seangkatan yang lulus tahun 1985 sebanyak 182 orang, kini tersisa 150, karena 32 di antaranya sudah meninggal dunia
Kami angkatan 2 Zaman datang ke Gontor untuk 2 kegiatan istimewa: Reuni dan tajammu' nasional bersama Pimpinan Pondok Modern Gontor dan Menghadiri acara resepsi besanan 2 zaman.
Yang hadir reuni kali ini, ada yang dulunya musta'mal dan tidak musta'mal (proletar) di Pondok.
Mahma kana ghayru musta'mal fi l-ma'had, wa lakin musta'mal fi l-mujtama'
Kami hadir dalam reuni ini ingin mendapatkan tawshiyah untuk memaksimalkan potensi yang kami punya untuk kepentingan Islam.
2. Tawshiyah Pimpinan Pondok Ustadz Amal Fathullah Zarkasyi:
Bersyukur kepada Allah diberikan kesehatan utk berkumpul di Gontor.
Saya sering menyampaikan agar pertemuan IKPM tidak hanya seremonial belaka, tapi fungsional, misalnya untuk kepentingan bisnis, pendidikan dan juga kekeluargaan. Salah satunya pernikahan antara putra-putri alumni, seperti sekarang. Saya juga menikah dengan putri alumni Gontor.
Walaupun saya tidak pernah mengajar antum, tapi mengikuti kegiatan-kegiatan antum.
Yang paling penting adalah antum musta'malun fi l-mujtama'
Cerita pak Lukman Hakim pernah mendampingi Menteri Agama di Gontor, dan disampaikan nanti akan menjadi Menteri Agama yang juga didampingi yang lain. Dan betul saja, beliau menjadi Menteri Agama.
Cerita pak Hasyim Muzadi, yang diproyeksikan ketika di Gontor, akan menjadi pimpinan organisasi terbesar, dan ternyata beliau juga menjadi Pimpinan NU
Walaupun mereka tidak menjadi pengurus atau ketua di Ma'had, tapi mereka menjadi pimpinan di masyarajat.
Khayr n-nasi anfa'uhum li n-nas
Tema Moderasi beragama
Pimpinan Gontor pernah bertemu dengan Yusuf Qaradhawi tentang wasathiyyat al-Islam
Khutbah di Masjid Den Haag juga bicara ttg wasatiyyah Islam
Moderasi beragama adalah impor Barat. Konsepnya, kalau ada kemungkaran, kita diminta untuk toleran saja. Itu tidak dibenarkan dalam Islam.
Islam punya istilah wasathiyyah yang berbeda dengan moderasi beragama
Iman harus tashdiq bi l-qalb, taqrir bi lisan, dan 'amaliyyah bil abdan.
Moderasi beragama adalah toleransi agama bukan toleransi beragama, ini dibuktikan di antaranya dengan pengucapan salam dari macam-macam agama, padahal itu musyrik.
Orang Katolik sendiri menolak moderasi beragama istilahan wa madlmunan.
Kegiatan Shalawat di gereja, adalah salah satu contohnya. Itu yang diinginkan pemerintah, padahal itu tidak boleh.
Satu disertasi doktor di UNIDA telah menulis dan mengkritisi itu.
Kalau UIN Jakarta telah menghasilkan S3 dari Pastur.
Kalau di UiN Jakarta tidak boleh mengkaji Islam yang lurus-lurus.
Dalam Wasathiyyah sudah jelas yang hak dan batil, tidak ada haram qalil. Haram ya haram.
Jamgan sampai karena utk kepentingan moderasi beragama, milku l-yamin menjadi halal.
Marhalah 2 zaman sudah bagus, walaupun Marhalah Dawam Shalih lebih bagus, dari 72 alumni sudah ada 17 yang menjadi guru besar
Laysa l-ma'had bi bina'ihi walakin ma'had bi abna'ihi termasuk alumninya seperti antum.
3. Tawshiyah KH Akrim Mariyat:
Malam ini istimewa karena angkatan 2 zaman, melaksanakan reuni dan menghadiri pernikahan besan putra putri angkatan 2 zaman.
Anda sekalian adalah tokoh-tokoh di masyarakat, punya pengaruh di masyarakat. Dan ini menambah nilai pondok.
Alumni adalah salah satu ujung tombak pondok, untuk menyebarkan agama, membersihkan agama, memperjuangkan agama
Nasihat pak KH Imam Zarkasyi: Jangan lupa mengajar di masyarakat.
Termasuk yang "Man sanna sunnatan hasanatan"
Cara menyebarkan agama dengan cara yang baik
Misi kita sebagai alumni sama dengan misi pondok, di antaranya menyebarkan agama
Orang besar menurut Gontor adalah orang yang mau mengajar di langar.
Silahkan mendirikan lembaga pendidikan apa saja, dengan tujuan mengemban amanat membina akhlak karimah
Udkhulu min abwab mutafarriqah
Misi pondok kedua membentengi agama, agar tidak punah. Alumni selalu menjaga kehidupan agama, kemurnian agama.
Memurnikan agama, karena agama sudah dipengaruhi berbagai yang bukan agama.
Dalam mendirikan lembaga pendidikan agama, yang penting adalah niatnya.
Alatnya, kurikulumnya disesuaikan dengan niat tersebut.
Output pendidikan agama juga harus diperhatikan.
Alumni harus mengembangkan visi dan misi almamaternya. Taat patuh dan bangga dengan almamaternya.
Kita membangun menara yang tinggi, membangun stadium adalah untuk membesarkan hati santri, agar bangga dengan almamaternya.
4. Tawsiyah KH Hasan Abdullah Sahal:
Saat ini kita sedang menghadapi suasana internasional, perang dunia, tapi tidak ada beritanya di koran.
Saat ini sedang perang dunia, perang agama.
Saya tidak pernah ke istana atau kementerian untuk mengajukan proposal mohon bantuan, kecuali jika diundang. Saya diundang oleh Menlu Retno Marsudi, harapannya agar para ulana menyampaikan kepada umat Islam untuk tidak demo jika ibukota Israel pindah ke Yerusalem.
Saya harus bicara atas nama saya, dan tidak mau menuruti permintaan pemerintah jika bertentangan dengan agama.
Bagi saya, Pemindahan ibukota ke Yerusalem adalah masalah agama.
Kita harus menyadarkan masyarakat, mendidik Israel bahwa Yerusalem adalah terkait agama, karena ada Masjid al-Aqsha.
Antum sekarang bukan waktunya utk musta'mal, tapi musta'mil, misalnya mempekerjakan orang. al-khayrul muta'addi khayrun min al khasir
Kita harus menjadi musta'mil dan menjadikan orang lain baik
Istaktsiru min al-ikhwan, karena mereka lah yang akan membawa kamu kepada surga
Bukan hanya mencari orang yang baik saja, tapi sebagai mustakmil menjadikan mereka orang baik
Hidup untuk berapa orang dan untuk berapa lama.
Dalam pilar pendidikan nasional saat ini tidak ada peran agama atau mental.
Jika Hidup tanpa agama maka itu kafir.
Kalau maju dengan meninggalkan agama maka kafir.
Indikasi-indikasi kekafiran sudah sempurna maka ia menjadi identitas kekafiran
Kita sudah bodoh, dibodohi, dibodohkan.
Wasatiyyatul Islam bukan Islam Wasatiyyah
Islam itu hanafiyyah, tapi masyarakatnya yang wasathi. Ummatan wasathan.
Islam bayna l-ghuluww wa l-ifrath, adalah minhaj.
Terkait dengan situasi politik saat ini, Pilpres, kita tidak kalah tapi menang.
Kita menang dengan identitas kita, dengan sikap kita, dengan pendirian kita, dengan jati diri kita.
Mereka kalah karena keinginan perutnya, mereka kalah karena kecurangannya
Siapa curang pasti menang, dia curang dia menang.
Kita menghadapi tantangan yang multikompleks. Di mana-mana ada komunis, kafir.
Islam tidak mungkin hilang dari dunia, tapi bisa hilang dari Indonesia, kalau kita tidur.
Kita uzlah dari politik, tapi uzlah yang positif, produktif, yaitu dengan pendidikan.
Pendidikan jati diri, pendidikan identitas
Man sya'a fa l-yu'min, wa man sya'a fa l-yakfur
Yang penting mendirikan shalat bukan mendirikan masjid. Aqimu sh-shalah
Untuk mendirikan mesjid bisa saja orang kafir, orang musyrik.
Ini adalah renungan-renungan saya selama sebulan ini.
Tanggal 21 April 1977 hari Kamis, saya datang dari Mesir
Tanggal 22 April 1977 hari Jum'at menjadi imam shalat Jum'ah di Masjid Gontor, dan berlangsung hingga saat ini.
Kita ingin seperti yang dikatakan Nabi Muhammad:
Jabal Uhud jabalun yuhibbuna wa nuhibbuhu.
Ma'had mencintaimu dan kamu mencintai ma'had
Gontor memiliki semboyan: 8al-muhafazhatu ala al-qiyam wa al-taghyir ila l-kamal.
Pondok ingin alumninya menjadi munzhirul qawm wa munqizhul qawm.
(YR 04042024)
Silahkan dikoreksi dan ditambahkan.
Notulasi Kegiatan Reuni dan Tajammuk Nasional Bersama Pimpinan Pondok Modern Gontor, 4 Mei 2024 di Wisma IKPM Gontor
1. Sambutan atas nama Angkatan 2 Zaman: ust. Abdul Karim:
Teman seangkatan yang lulus tahun 1985 sebanyak 182 orang, kini tersisa 150, karena 32 di antaranya sudah meninggal dunia
Kami angkatan 2 Zaman datang ke Gontor untuk 2 kegiatan istimewa: Reuni dan tajammu' nasional bersama Pimpinan Pondok Modern Gontor dan Menghadiri acara resepsi besanan 2 zaman.
Yang hadir reuni kali ini, ada yang dulunya musta'mal dan tidak musta'mal (proletar) di Pondok.
Mahma kana ghayru musta'mal fi l-ma'had, wa lakin musta'mal fi l-mujtama'
Kami hadir dalam reuni ini ingin mendapatkan tawshiyah untuk memaksimalkan potensi yang kami punya untuk kepentingan Islam.
2. Tawshiyah Pimpinan Pondok Ustadz Amal Fathullah Zarkasyi:
Bersyukur kepada Allah diberikan kesehatan utk berkumpul di Gontor.
Saya sering menyampaikan agar pertemuan IKPM tidak hanya seremonial belaka, tapi fungsional, misalnya untuk kepentingan bisnis, pendidikan dan juga kekeluargaan. Salah satunya pernikahan antara putra-putri alumni, seperti sekarang. Saya juga menikah dengan putri alumni Gontor.
Walaupun saya tidak pernah mengajar antum, tapi mengikuti kegiatan-kegiatan antum.
Yang paling penting adalah antum musta'malun fi l-mujtama'
Cerita pak Lukman Hakim pernah mendampingi Menteri Agama di Gontor, dan disampaikan nanti akan menjadi Menteri Agama yang juga didampingi yang lain. Dan betul saja, beliau menjadi Menteri Agama.
Cerita pak Hasyim Muzadi, yang diproyeksikan ketika di Gontor, akan menjadi pimpinan organisasi terbesar, dan ternyata beliau juga menjadi Pimpinan NU
Walaupun mereka tidak menjadi pengurus atau ketua di Ma'had, tapi mereka menjadi pimpinan di masyarajat.
Khayr n-nasi anfa'uhum li n-nas
Tema Moderasi beragama
Pimpinan Gontor pernah bertemu dengan Yusuf Qaradhawi tentang wasathiyyat al-Islam
Khutbah di Masjid Den Haag juga bicara ttg wasatiyyah Islam
Moderasi beragama adalah impor Barat. Konsepnya, kalau ada kemungkaran, kita diminta untuk toleran saja. Itu tidak dibenarkan dalam Islam.
Islam punya istilah wasathiyyah yang berbeda dengan moderasi beragama
Iman harus tashdiq bi l-qalb, taqrir bi lisan, dan 'amaliyyah bil abdan.
Moderasi beragama adalah toleransi agama bukan toleransi beragama, ini dibuktikan di antaranya dengan pengucapan salam dari macam-macam agama, padahal itu musyrik.
Orang Katolik sendiri menolak moderasi beragama istilahan wa madlmunan.
Kegiatan Shalawat di gereja, adalah salah satu contohnya. Itu yang diinginkan pemerintah, padahal itu tidak boleh.
Satu disertasi doktor di UNIDA telah menulis dan mengkritisi itu.
Kalau UIN Jakarta telah menghasilkan S3 dari Pastur.
Kalau di UiN Jakarta tidak boleh mengkaji Islam yang lurus-lurus.
Dalam Wasathiyyah sudah jelas yang hak dan batil, tidak ada haram qalil. Haram ya haram.
Jamgan sampai karena utk kepentingan moderasi beragama, milku l-yamin menjadi halal.
Marhalah 2 zaman sudah bagus, walaupun Marhalah Dawam Shalih lebih bagus, dari 72 alumni sudah ada 17 yang menjadi guru besar
Laysa l-ma'had bi bina'ihi walakin ma'had bi abna'ihi termasuk alumninya seperti antum.
3. Tawshiyah KH Akrim Mariyat:
Malam ini istimewa karena angkatan 2 zaman, melaksanakan reuni dan menghadiri pernikahan besan putra putri angkatan 2 zaman.
Anda sekalian adalah tokoh-tokoh di masyarakat, punya pengaruh di masyarakat. Dan ini menambah nilai pondok.
Alumni adalah salah satu ujung tombak pondok, untuk menyebarkan agama, membersihkan agama, memperjuangkan agama
Nasihat pak KH Imam Zarkasyi: Jangan lupa mengajar di masyarakat.
Termasuk yang "Man sanna sunnatan hasanatan"
Cara menyebarkan agama dengan cara yang baik
Misi kita sebagai alumni sama dengan misi pondok, di antaranya menyebarkan agama
Orang besar menurut Gontor adalah orang yang mau mengajar di langar.
Silahkan mendirikan lembaga pendidikan apa saja, dengan tujuan mengemban amanat membina akhlak karimah
Udkhulu min abwab mutafarriqah
Misi pondok kedua membentengi agama, agar tidak punah. Alumni selalu menjaga kehidupan agama, kemurnian agama.
Memurnikan agama, karena agama sudah dipengaruhi berbagai yang bukan agama.
Dalam mendirikan lembaga pendidikan agama, yang penting adalah niatnya.
Alatnya, kurikulumnya disesuaikan dengan niat tersebut.
Output pendidikan agama juga harus diperhatikan.
Alumni harus mengembangkan visi dan misi almamaternya. Taat patuh dan bangga dengan almamaternya.
Kita membangun menara yang tinggi, membangun stadium adalah untuk membesarkan hati santri, agar bangga dengan almamaternya.
4. Tawsiyah KH Hasan Abdullah Sahal:
Saat ini kita sedang menghadapi suasana internasional, perang dunia, tapi tidak ada beritanya di koran.
Saat ini sedang perang dunia, perang agama.
Saya tidak pernah ke istana atau kementerian untuk mengajukan proposal mohon bantuan, kecuali jika diundang. Saya diundang oleh Menlu Retno Marsudi, harapannya agar para ulana menyampaikan kepada umat Islam untuk tidak demo jika ibukota Israel pindah ke Yerusalem.
Saya harus bicara atas nama saya, dan tidak mau menuruti permintaan pemerintah jika bertentangan dengan agama.
Bagi saya, Pemindahan ibukota ke Yerusalem adalah masalah agama.
Kita harus menyadarkan masyarakat, mendidik Israel bahwa Yerusalem adalah terkait agama, karena ada Masjid al-Aqsha.
Antum sekarang bukan waktunya utk musta'mal, tapi musta'mil, misalnya mempekerjakan orang. al-khayrul muta'addi khayrun min al khasir
Kita harus menjadi musta'mil dan menjadikan orang lain baik
Istaktsiru min al-ikhwan, karena mereka lah yang akan membawa kamu kepada surga
Bukan hanya mencari orang yang baik saja, tapi sebagai mustakmil menjadikan mereka orang baik
Hidup untuk berapa orang dan untuk berapa lama.
Dalam pilar pendidikan nasional saat ini tidak ada peran agama atau mental.
Jika Hidup tanpa agama maka itu kafir.
Kalau maju dengan meninggalkan agama maka kafir.
Indikasi-indikasi kekafiran sudah sempurna maka ia menjadi identitas kekafiran
Kita sudah bodoh, dibodohi, dibodohkan.
Wasatiyyatul Islam bukan Islam Wasatiyyah
Islam itu hanafiyyah, tapi masyarakatnya yang wasathi. Ummatan wasathan.
Islam bayna l-ghuluww wa l-ifrath, adalah minhaj.
Terkait dengan situasi politik saat ini, Pilpres, kita tidak kalah tapi menang.
Kita menang dengan identitas kita, dengan sikap kita, dengan pendirian kita, dengan jati diri kita.
Mereka kalah karena keinginan perutnya, mereka kalah karena kecurangannya
Siapa curang pasti menang, dia curang dia menang.
Kita menghadapi tantangan yang multikompleks. Di mana-mana ada komunis, kafir.
Islam tidak mungkin hilang dari dunia, tapi bisa hilang dari Indonesia, kalau kita tidur.
Kita uzlah dari politik, tapi uzlah yang positif, produktif, yaitu dengan pendidikan.
Pendidikan jati diri, pendidikan identitas
Man sya'a fa l-yu'min, wa man sya'a fa l-yakfur
Yang penting mendirikan shalat bukan mendirikan masjid. Aqimu sh-shalah
Untuk mendirikan mesjid bisa saja orang kafir, orang musyrik.
Ini adalah renungan-renungan saya selama sebulan ini.
Tanggal 21 April 1977 hari Kamis, saya datang dari Mesir
Tanggal 22 April 1977 hari Jum'at menjadi imam shalat Jum'ah di Masjid Gontor, dan berlangsung hingga saat ini.
Kita ingin seperti yang dikatakan Nabi Muhammad:
Jabal Uhud jabalun yuhibbuna wa nuhibbuhu.
Ma'had mencintaimu dan kamu mencintai ma'had
Gontor memiliki semboyan: 8al-muhafazhatu ala al-qiyam wa al-taghyir ila l-kamal.
Pondok ingin alumninya menjadi munzhirul qawm wa munqizhul qawm.
(YR 04042024)
Silahkan dikoreksi dan ditambahkan.