Senin, 06 Mei 2024

Landasan Hukum Islam Al-Maqashid As-Syari'ah PAI Kelas X Bab.9

  Assalamualaikum wrwb...

Rangkuman Materi PAI Kelas 10 Kurikulum Merdeka Bab 9

tentang Macam-macam al Kulliyatu al Khamsah

1. Pengertian al Kulliyatul al Khamsah

Kata al Kulliyatu al Khamsah, terdiri dari 2 kata, yaitu al-kulliyatu dan al-khamsah. Al-Kulliyatu artinya prinsip dasar, sedangkan al-khamsah berarti lima.

Jadi arti dari al Kulliyatu al Khamsah adalah lima prinsip dasar hukum islam.

Dalam istilah ushul fiqh, kata al Kulliyatu al Khamsah sering disebut dengan maqashid al-khamsah dan al-dharuriyat al-khamsah.

Maka dapat disimpulkan bahwa al Kulliyatu al Khamsah berarti lima prinsip dasar hukum Islam yang bertujuan mewujudkan kemaslahatan.

Lima prinsip dasar hukum Islam yaitu:

a.      menjaga agama (hifzhu al-din),

b.      menjaga jiwa (hifzhu al-nafs),

c.       menjaga akal (hifzhu al-‘Aql),

d.      menjaga keturunan (hifzhu al-nasl), dan

e.      menjaga harta (hifzhu al-mal)

2. Urutan al Kulliyatu al Khamsah

Urutan al Kulliyatu al Khamsah disusun oleh pemahaman para mujtahid berdasarkan dalil Al-Qur’an dan hadist.

Imam al-Ghazali berpendapat bahwa urutan al Kulliyatu al Khamsah adalah agama (al-din), jiwa (al-nafs), akal (al-‘aql), keturunan (al-nasl), dan harta (al-mal)

Urutan al Kulliyatu al Khamsah yang dikemukakan oleh al-Ghazali adalah yang paling banyak disepakati oleh mayoritas ulama fiqh maupun ushul fiqh.

3. Macam-macam al Kulliyatu al Khamsah

1) Menjaga agama (hifzhu al-din)

Menjaga agama merupakan pokok dari segala alasan mengapa manusia hidup di dunia ini. Oleh karenanya menjaga agama harus lebih diutamakan sebelum menjaga hal lain. Allah Swt berfirman dalam Q.S az-Zariyat ayat 56:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Artinya: "Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku".(Q.S az-Zariyat (51): 56)

Alasan mengapa agama harus dipelihara karena agama merupakan kumpulan akidah, ibadah, dan muamalah yang mengatur hubungan antara manusia dengan Sang Khalik dan sesama manusia.

Untuk mewujudkannya, Allh Swt mewajibkan setiap muslim untuk melaksanakan lima rukun Islam, yaitu membaca syahadat, shalat lima waktu, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan berhaji bagi yang mampu.

Melaksanakan lima rukun Islam merupakan salah satu bentuk menjaga agama. Selain itu, menghormati agama orang lain juga termasuk ke dalam bentuk menjaga agama yang islam ajarkan

2) Menjaga Jiwa (al-nafs)

Dalam Q.S al-Maidah ayat 32 Allah Swt berfirman:

مِنْ اَجْلِ ذٰلِكَ ۛ كَتَبْنَا عَلٰى بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اَنَّهٗ مَنْ قَتَلَ نَفْسًاۢ بِغَيْرِ نَفْسٍ اَوْ فَسَادٍ فِى الْاَرْضِ فَكَاَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيْعًاۗ وَمَنْ اَحْيَاهَا فَكَاَنَّمَآ اَحْيَا النَّاسَ جَمِيْعًا ۗوَلَقَدْ جَاۤءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِالْبَيِّنٰتِ ثُمَّ اِنَّ كَثِيْرًا مِّنْهُمْ بَعْدَ ذٰلِكَ فِى الْاَرْضِ لَمُسْرِفُوْنَ

Artinya: "Oleh karena itu, Kami menetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil bahwa siapa yang membunuh seseorang bukan karena (orang yang dibunuh itu) telah membunuh orang lain atau karena telah berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Sebaliknya, siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, dia seakan-akan telah memelihara kehidupan semua manusia. Sungguh, rasul-rasul Kami benar-benar telah datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Kemudian, sesungguhnya banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi."

Tingginya perhatian Islam untuk menjaga jiwa manusia dapat dilihat dari diterapkannya hukumnan qisas. Penerapan qisas harus dipahami sebagai upaya melindungi nyawa manusia bukan sebaliknya.

Adanya ancaman hukuman mati seharusnya menjadikan siapapun berpikir ribuan kali untuk melakukan penghilangan nyawa manusia tanpa sebab yang dibenarkan oleh islam.

3) Menjaga Akal (hifzhu al-‘Aql)

Setelah menjaga agama dan jiwa, selanjutnya adalah menjaga akal. Akal merupakan karunia agung dari Allah Swt kepada manusia.

Karena akal itulah yang membedakan manusia dengan hewan. Hifzhu al-‘Aql harus dilakukan dengan cara mengisi akal pikiran dengan ilmu, terutama ilmu agama.

Menghindari perbuatan yang dapat merusak akal juga termasuk ke dalam hifzhu al-‘Aql. Contohnya, tidak meminum khamr, tidak menonton tayangan yang berbau maksiat, dsb.

4) Menjaga Keturunan (hifzhu al-nasl)

Salah satu tujuan agama adalah untuk memelihara keturunan. Syariat perkawinan merupakan salah satu cara menjaga keturunan.

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

 

Artinya: Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti. (Q.S al-Hujurat (49): 13)

Pentingnya menjaga keturunan juga bertujuan untuk melestarikan kehidupan manusia di bumi.

5) Menjaga Harta (hifzhu al-mal)

Melalui kepemilikan harta, seseorang bisa bertahan hidup. Maka dari itu islam sangat memperhatikan masalah harta benda untuk menopang kehidupan manusia.

Dalam Q.S al-Jumuah ayat 10 Allah Swt berfirman:

فَاِذَا قُضِيَتِ الصَّلٰوةُ فَانْتَشِرُوْا فِى الْاَرْضِ وَابْتَغُوْا مِنْ فَضْلِ اللّٰهِ وَاذْكُرُوا اللّٰهَ كَثِيْرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

Artinya: Apabila salat (Jumat) telah dilaksanakan, bertebaranlah kamu di bumi, carilah karunia Allah, dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung. (Q.S al-Jumuah (62): 10)

Di samping memerintahkan mencari harta, islam juga memperhatikan proses dan cara-cara yang digunakan dalam memperoleh harta tersebut. Harta yang dihasilkan harus didapatkan melalui cara yang halal.***


Minggu, 05 Mei 2024

taujihad wal irsyadat reuini 2 zaman

 Notulasi Kegiatan Reuni dan Tajammuk Nasional Bersama Pimpinan Pondok Modern Gontor, 4 Mei 2024 di Wisma IKPM Gontor


1. Sambutan atas nama Angkatan 2 Zaman: ust. Abdul Karim:

Teman seangkatan yang lulus tahun 1985 sebanyak 182 orang, kini tersisa 150, karena 32 di antaranya sudah meninggal dunia

Kami angkatan 2 Zaman datang ke Gontor untuk 2 kegiatan istimewa: Reuni dan tajammu' nasional bersama Pimpinan Pondok Modern Gontor dan Menghadiri acara resepsi besanan 2 zaman.

Yang hadir reuni kali ini, ada yang dulunya musta'mal dan tidak musta'mal (proletar) di Pondok.

Mahma kana ghayru musta'mal fi l-ma'had, wa lakin musta'mal fi l-mujtama'

Kami hadir dalam reuni ini ingin mendapatkan tawshiyah untuk memaksimalkan potensi yang kami punya untuk kepentingan Islam.


2. Tawshiyah Pimpinan Pondok Ustadz Amal Fathullah Zarkasyi:

Bersyukur kepada Allah diberikan kesehatan utk berkumpul di Gontor.

Saya sering menyampaikan agar pertemuan IKPM tidak hanya seremonial belaka, tapi fungsional, misalnya untuk kepentingan bisnis, pendidikan dan juga kekeluargaan. Salah satunya pernikahan antara putra-putri alumni, seperti sekarang. Saya juga menikah dengan putri alumni Gontor.

Walaupun saya tidak pernah mengajar antum, tapi mengikuti kegiatan-kegiatan antum. 

Yang paling penting adalah antum musta'malun fi l-mujtama'

Cerita pak Lukman Hakim pernah mendampingi Menteri Agama di Gontor, dan disampaikan nanti akan menjadi Menteri Agama yang juga didampingi yang lain. Dan betul saja, beliau menjadi Menteri Agama.

Cerita pak Hasyim Muzadi, yang diproyeksikan ketika di Gontor, akan menjadi pimpinan organisasi terbesar, dan ternyata beliau juga menjadi Pimpinan NU

Walaupun mereka tidak menjadi pengurus  atau ketua di Ma'had, tapi mereka menjadi pimpinan di masyarajat.

Khayr n-nasi anfa'uhum li n-nas


Tema Moderasi beragama

Pimpinan Gontor pernah bertemu dengan Yusuf Qaradhawi tentang wasathiyyat al-Islam

Khutbah di Masjid Den Haag juga bicara ttg wasatiyyah Islam

Moderasi beragama adalah impor Barat. Konsepnya, kalau ada kemungkaran, kita diminta untuk toleran saja. Itu tidak dibenarkan dalam Islam.

Islam punya istilah wasathiyyah yang berbeda dengan moderasi beragama

Iman harus tashdiq bi l-qalb, taqrir bi lisan, dan 'amaliyyah bil abdan. 

Moderasi beragama adalah toleransi agama bukan toleransi beragama, ini dibuktikan di antaranya dengan pengucapan salam dari macam-macam agama, padahal itu musyrik.

Orang Katolik sendiri menolak moderasi beragama istilahan wa madlmunan.

Kegiatan Shalawat di gereja, adalah salah satu contohnya. Itu yang diinginkan pemerintah, padahal itu tidak boleh.

Satu disertasi doktor di UNIDA telah menulis dan mengkritisi itu.

Kalau UIN Jakarta telah menghasilkan S3 dari Pastur.

Kalau di UiN Jakarta tidak boleh mengkaji Islam yang lurus-lurus.

Dalam Wasathiyyah sudah jelas yang hak dan batil, tidak ada haram qalil. Haram ya haram.

Jamgan sampai karena utk kepentingan moderasi beragama, milku l-yamin menjadi halal.

Marhalah 2 zaman sudah bagus, walaupun Marhalah Dawam Shalih lebih bagus, dari 72 alumni sudah ada 17 yang menjadi guru besar

Laysa l-ma'had bi bina'ihi walakin ma'had bi abna'ihi termasuk alumninya seperti antum.


3. Tawshiyah KH Akrim Mariyat:

Malam ini istimewa karena angkatan 2 zaman, melaksanakan reuni dan menghadiri pernikahan besan putra putri angkatan 2 zaman.

Anda sekalian adalah tokoh-tokoh di masyarakat, punya pengaruh di masyarakat. Dan ini menambah nilai pondok.

Alumni adalah salah satu ujung tombak pondok, untuk menyebarkan agama, membersihkan  agama, memperjuangkan agama

Nasihat pak KH Imam Zarkasyi: Jangan lupa mengajar di masyarakat.

Termasuk yang "Man sanna sunnatan hasanatan"

Cara menyebarkan agama dengan cara yang baik

Misi kita sebagai alumni sama dengan misi pondok, di antaranya menyebarkan agama

Orang besar menurut Gontor adalah orang yang mau mengajar di langar.

Silahkan mendirikan lembaga pendidikan apa saja, dengan tujuan mengemban amanat membina akhlak karimah

Udkhulu min abwab mutafarriqah

Misi pondok kedua membentengi agama, agar tidak punah. Alumni selalu menjaga kehidupan agama, kemurnian agama.

Memurnikan agama, karena agama sudah dipengaruhi berbagai yang bukan agama.

Dalam mendirikan lembaga pendidikan agama, yang penting adalah niatnya.

Alatnya, kurikulumnya disesuaikan  dengan niat tersebut.

Output pendidikan agama juga harus diperhatikan.

Alumni harus mengembangkan visi dan misi almamaternya. Taat patuh dan bangga dengan almamaternya.

Kita membangun menara yang tinggi, membangun stadium adalah untuk membesarkan hati santri, agar bangga dengan almamaternya.


4. Tawsiyah KH Hasan Abdullah Sahal:

Saat ini kita sedang menghadapi suasana internasional, perang dunia, tapi tidak ada beritanya di koran.

Saat ini sedang perang dunia, perang agama.

Saya tidak pernah ke istana atau kementerian untuk mengajukan proposal mohon bantuan, kecuali jika diundang. Saya diundang oleh Menlu Retno Marsudi, harapannya agar para ulana menyampaikan kepada umat Islam untuk tidak demo jika ibukota Israel pindah ke Yerusalem.

Saya harus bicara atas nama saya, dan tidak mau menuruti permintaan pemerintah jika bertentangan dengan agama.

Bagi saya, Pemindahan ibukota ke Yerusalem adalah masalah agama.

Kita harus menyadarkan masyarakat, mendidik Israel bahwa Yerusalem adalah terkait agama, karena ada Masjid al-Aqsha.


Antum sekarang bukan waktunya utk musta'mal, tapi musta'mil, misalnya mempekerjakan orang. al-khayrul muta'addi khayrun min al khasir

Kita harus menjadi musta'mil dan menjadikan orang lain baik

Istaktsiru min al-ikhwan, karena mereka lah yang akan membawa kamu kepada surga

Bukan hanya mencari orang yang baik saja, tapi sebagai mustakmil menjadikan mereka orang baik

Hidup untuk berapa orang dan untuk berapa lama.

Dalam pilar pendidikan nasional saat ini tidak ada peran agama atau mental. 

Jika Hidup tanpa agama maka itu kafir.

Kalau maju dengan meninggalkan agama maka kafir.

Indikasi-indikasi kekafiran sudah sempurna maka ia menjadi identitas kekafiran

Kita sudah bodoh, dibodohi, dibodohkan.


Wasatiyyatul Islam bukan Islam Wasatiyyah

Islam itu hanafiyyah, tapi masyarakatnya yang wasathi. Ummatan wasathan.

Islam bayna l-ghuluww wa l-ifrath, adalah minhaj.

Terkait dengan situasi politik saat ini, Pilpres, kita tidak kalah tapi menang.

Kita menang dengan identitas kita, dengan sikap kita, dengan pendirian kita, dengan jati diri kita.

Mereka kalah karena keinginan perutnya, mereka kalah karena kecurangannya

Siapa curang pasti menang, dia curang dia menang.


Kita menghadapi tantangan yang multikompleks. Di mana-mana ada komunis, kafir.

Islam tidak mungkin hilang dari dunia, tapi bisa hilang dari Indonesia, kalau kita tidur.

Kita uzlah dari politik, tapi uzlah yang positif, produktif, yaitu dengan pendidikan.

Pendidikan jati diri, pendidikan identitas

Man sya'a fa l-yu'min, wa man sya'a fa l-yakfur

Yang penting mendirikan shalat bukan mendirikan masjid. Aqimu sh-shalah

Untuk mendirikan mesjid bisa saja orang kafir, orang musyrik.

Ini adalah renungan-renungan saya selama sebulan ini.

Tanggal 21 April 1977 hari Kamis, saya datang dari Mesir

Tanggal 22 April 1977 hari Jum'at menjadi imam shalat Jum'ah di Masjid Gontor, dan berlangsung hingga saat ini.


Kita ingin seperti yang dikatakan Nabi Muhammad:

Jabal Uhud jabalun yuhibbuna wa nuhibbuhu.

Ma'had mencintaimu dan kamu mencintai ma'had

Gontor memiliki semboyan: 8al-muhafazhatu ala al-qiyam wa al-taghyir ila l-kamal.

Pondok ingin alumninya menjadi munzhirul qawm wa munqizhul qawm. 

(YR 04042024)

Silahkan dikoreksi dan ditambahkan.

Notulasi Kegiatan Reuni dan Tajammuk Nasional Bersama Pimpinan Pondok Modern Gontor, 4 Mei 2024 di Wisma IKPM Gontor


1. Sambutan atas nama Angkatan 2 Zaman: ust. Abdul Karim:

Teman seangkatan yang lulus tahun 1985 sebanyak 182 orang, kini tersisa 150, karena 32 di antaranya sudah meninggal dunia

Kami angkatan 2 Zaman datang ke Gontor untuk 2 kegiatan istimewa: Reuni dan tajammu' nasional bersama Pimpinan Pondok Modern Gontor dan Menghadiri acara resepsi besanan 2 zaman.

Yang hadir reuni kali ini, ada yang dulunya musta'mal dan tidak musta'mal (proletar) di Pondok.

Mahma kana ghayru musta'mal fi l-ma'had, wa lakin musta'mal fi l-mujtama'

Kami hadir dalam reuni ini ingin mendapatkan tawshiyah untuk memaksimalkan potensi yang kami punya untuk kepentingan Islam.


2. Tawshiyah Pimpinan Pondok Ustadz Amal Fathullah Zarkasyi:

Bersyukur kepada Allah diberikan kesehatan utk berkumpul di Gontor.

Saya sering menyampaikan agar pertemuan IKPM tidak hanya seremonial belaka, tapi fungsional, misalnya untuk kepentingan bisnis, pendidikan dan juga kekeluargaan. Salah satunya pernikahan antara putra-putri alumni, seperti sekarang. Saya juga menikah dengan putri alumni Gontor.

Walaupun saya tidak pernah mengajar antum, tapi mengikuti kegiatan-kegiatan antum. 

Yang paling penting adalah antum musta'malun fi l-mujtama'

Cerita pak Lukman Hakim pernah mendampingi Menteri Agama di Gontor, dan disampaikan nanti akan menjadi Menteri Agama yang juga didampingi yang lain. Dan betul saja, beliau menjadi Menteri Agama.

Cerita pak Hasyim Muzadi, yang diproyeksikan ketika di Gontor, akan menjadi pimpinan organisasi terbesar, dan ternyata beliau juga menjadi Pimpinan NU

Walaupun mereka tidak menjadi pengurus  atau ketua di Ma'had, tapi mereka menjadi pimpinan di masyarajat.

Khayr n-nasi anfa'uhum li n-nas


Tema Moderasi beragama

Pimpinan Gontor pernah bertemu dengan Yusuf Qaradhawi tentang wasathiyyat al-Islam

Khutbah di Masjid Den Haag juga bicara ttg wasatiyyah Islam

Moderasi beragama adalah impor Barat. Konsepnya, kalau ada kemungkaran, kita diminta untuk toleran saja. Itu tidak dibenarkan dalam Islam.

Islam punya istilah wasathiyyah yang berbeda dengan moderasi beragama

Iman harus tashdiq bi l-qalb, taqrir bi lisan, dan 'amaliyyah bil abdan. 

Moderasi beragama adalah toleransi agama bukan toleransi beragama, ini dibuktikan di antaranya dengan pengucapan salam dari macam-macam agama, padahal itu musyrik.

Orang Katolik sendiri menolak moderasi beragama istilahan wa madlmunan.

Kegiatan Shalawat di gereja, adalah salah satu contohnya. Itu yang diinginkan pemerintah, padahal itu tidak boleh.

Satu disertasi doktor di UNIDA telah menulis dan mengkritisi itu.

Kalau UIN Jakarta telah menghasilkan S3 dari Pastur.

Kalau di UiN Jakarta tidak boleh mengkaji Islam yang lurus-lurus.

Dalam Wasathiyyah sudah jelas yang hak dan batil, tidak ada haram qalil. Haram ya haram.

Jamgan sampai karena utk kepentingan moderasi beragama, milku l-yamin menjadi halal.

Marhalah 2 zaman sudah bagus, walaupun Marhalah Dawam Shalih lebih bagus, dari 72 alumni sudah ada 17 yang menjadi guru besar

Laysa l-ma'had bi bina'ihi walakin ma'had bi abna'ihi termasuk alumninya seperti antum.


3. Tawshiyah KH Akrim Mariyat:

Malam ini istimewa karena angkatan 2 zaman, melaksanakan reuni dan menghadiri pernikahan besan putra putri angkatan 2 zaman.

Anda sekalian adalah tokoh-tokoh di masyarakat, punya pengaruh di masyarakat. Dan ini menambah nilai pondok.

Alumni adalah salah satu ujung tombak pondok, untuk menyebarkan agama, membersihkan  agama, memperjuangkan agama

Nasihat pak KH Imam Zarkasyi: Jangan lupa mengajar di masyarakat.

Termasuk yang "Man sanna sunnatan hasanatan"

Cara menyebarkan agama dengan cara yang baik

Misi kita sebagai alumni sama dengan misi pondok, di antaranya menyebarkan agama

Orang besar menurut Gontor adalah orang yang mau mengajar di langar.

Silahkan mendirikan lembaga pendidikan apa saja, dengan tujuan mengemban amanat membina akhlak karimah

Udkhulu min abwab mutafarriqah

Misi pondok kedua membentengi agama, agar tidak punah. Alumni selalu menjaga kehidupan agama, kemurnian agama.

Memurnikan agama, karena agama sudah dipengaruhi berbagai yang bukan agama.

Dalam mendirikan lembaga pendidikan agama, yang penting adalah niatnya.

Alatnya, kurikulumnya disesuaikan  dengan niat tersebut.

Output pendidikan agama juga harus diperhatikan.

Alumni harus mengembangkan visi dan misi almamaternya. Taat patuh dan bangga dengan almamaternya.

Kita membangun menara yang tinggi, membangun stadium adalah untuk membesarkan hati santri, agar bangga dengan almamaternya.


4. Tawsiyah KH Hasan Abdullah Sahal:

Saat ini kita sedang menghadapi suasana internasional, perang dunia, tapi tidak ada beritanya di koran.

Saat ini sedang perang dunia, perang agama.

Saya tidak pernah ke istana atau kementerian untuk mengajukan proposal mohon bantuan, kecuali jika diundang. Saya diundang oleh Menlu Retno Marsudi, harapannya agar para ulana menyampaikan kepada umat Islam untuk tidak demo jika ibukota Israel pindah ke Yerusalem.

Saya harus bicara atas nama saya, dan tidak mau menuruti permintaan pemerintah jika bertentangan dengan agama.

Bagi saya, Pemindahan ibukota ke Yerusalem adalah masalah agama.

Kita harus menyadarkan masyarakat, mendidik Israel bahwa Yerusalem adalah terkait agama, karena ada Masjid al-Aqsha.


Antum sekarang bukan waktunya utk musta'mal, tapi musta'mil, misalnya mempekerjakan orang. al-khayrul muta'addi khayrun min al khasir

Kita harus menjadi musta'mil dan menjadikan orang lain baik

Istaktsiru min al-ikhwan, karena mereka lah yang akan membawa kamu kepada surga

Bukan hanya mencari orang yang baik saja, tapi sebagai mustakmil menjadikan mereka orang baik

Hidup untuk berapa orang dan untuk berapa lama.

Dalam pilar pendidikan nasional saat ini tidak ada peran agama atau mental. 

Jika Hidup tanpa agama maka itu kafir.

Kalau maju dengan meninggalkan agama maka kafir.

Indikasi-indikasi kekafiran sudah sempurna maka ia menjadi identitas kekafiran

Kita sudah bodoh, dibodohi, dibodohkan.


Wasatiyyatul Islam bukan Islam Wasatiyyah

Islam itu hanafiyyah, tapi masyarakatnya yang wasathi. Ummatan wasathan.

Islam bayna l-ghuluww wa l-ifrath, adalah minhaj.

Terkait dengan situasi politik saat ini, Pilpres, kita tidak kalah tapi menang.

Kita menang dengan identitas kita, dengan sikap kita, dengan pendirian kita, dengan jati diri kita.

Mereka kalah karena keinginan perutnya, mereka kalah karena kecurangannya

Siapa curang pasti menang, dia curang dia menang.


Kita menghadapi tantangan yang multikompleks. Di mana-mana ada komunis, kafir.

Islam tidak mungkin hilang dari dunia, tapi bisa hilang dari Indonesia, kalau kita tidur.

Kita uzlah dari politik, tapi uzlah yang positif, produktif, yaitu dengan pendidikan.

Pendidikan jati diri, pendidikan identitas

Man sya'a fa l-yu'min, wa man sya'a fa l-yakfur

Yang penting mendirikan shalat bukan mendirikan masjid. Aqimu sh-shalah

Untuk mendirikan mesjid bisa saja orang kafir, orang musyrik.

Ini adalah renungan-renungan saya selama sebulan ini.

Tanggal 21 April 1977 hari Kamis, saya datang dari Mesir

Tanggal 22 April 1977 hari Jum'at menjadi imam shalat Jum'ah di Masjid Gontor, dan berlangsung hingga saat ini.


Kita ingin seperti yang dikatakan Nabi Muhammad:

Jabal Uhud jabalun yuhibbuna wa nuhibbuhu.

Ma'had mencintaimu dan kamu mencintai ma'had

Gontor memiliki semboyan: 8al-muhafazhatu ala al-qiyam wa al-taghyir ila l-kamal.

Pondok ingin alumninya menjadi munzhirul qawm wa munqizhul qawm. 

(YR 04042024)

Silahkan dikoreksi dan ditambahkan.


Selasa, 30 April 2024

Al Kulliyat AlKhomsah PAI X

 Assalamualaikum wrwb...

. Macam-macam al Kulliyatu al Khamsah

1) Menjaga agama (hifzhu al-din)

Menjaga agama merupakan pokok dari segala alasan mengapa manusia hidup di dunia ini. Oleh karenanya menjaga agama harus lebih diutamakan sebelum menjaga hal lain. Allah Swt berfirman dalam Q.S az-Zariyat ayat 56:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Artinya: "Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku".(Q.S az-Zariyat (51): 56)

Alasan mengapa agama harus dipelihara karena agama merupakan kumpulan akidah, ibadah, dan muamalah yang mengatur hubungan antara manusia dengan Sang Khalik dan sesama manusia.

Untuk mewujudkannya, Allh Swt mewajibkan setiap muslim untuk melaksanakan lima rukun Islam, yaitu membaca syahadat, shalat lima waktu, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan berhaji bagi yang mampu.

 

Melaksanakan lima rukun Islam merupakan salah satu bentuk menjaga agama. Selain itu, menghormati agama orang lain juga termasuk ke dalam bentuk menjaga agama yang islam ajarkan

2) Menjaga Jiwa (al-nafs)

Dalam Q.S al-Maidah ayat 32 Allah Swt berfirman:

مِنْ اَجْلِ ذٰلِكَ ۛ كَتَبْنَا عَلٰى بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اَنَّهٗ مَنْ قَتَلَ نَفْسًاۢ بِغَيْرِ نَفْسٍ اَوْ فَسَادٍ فِى الْاَرْضِ فَكَاَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيْعًاۗ وَمَنْ اَحْيَاهَا فَكَاَنَّمَآ اَحْيَا النَّاسَ جَمِيْعًا ۗوَلَقَدْ جَاۤءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِالْبَيِّنٰتِ ثُمَّ اِنَّ كَثِيْرًا مِّنْهُمْ بَعْدَ ذٰلِكَ فِى الْاَرْضِ لَمُسْرِفُوْنَ

Artinya: "Oleh karena itu, Kami menetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil bahwa siapa yang membunuh seseorang bukan karena (orang yang dibunuh itu) telah membunuh orang lain atau karena telah berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Sebaliknya, siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, dia seakan-akan telah memelihara kehidupan semua manusia. Sungguh, rasul-rasul Kami benar-benar telah datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Kemudian, sesungguhnya banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi."

Tingginya perhatian Islam untuk menjaga jiwa manusia dapat dilihat dari diterapkannya hukumnan qisas. Penerapan qisas harus dipahami sebagai upaya melindungi nyawa manusia bukan sebaliknya.

Adanya ancaman hukuman mati seharusnya menjadikan siapapun berpikir ribuan kali untuk melakukan penghilangan nyawa manusia tanpa sebab yang dibenarkan oleh islam.

3) Menjaga Akal (hifzhu al-‘Aql)

Setelah menjaga agama dan jiwa, selanjutnya adalah menjaga akal. Akal merupakan karunia agung dari Allah Swt kepada manusia.

Karena akal itulah yang membedakan manusia dengan hewan. Hifzhu al-‘Aql harus dilakukan dengan cara mengisi akal pikiran dengan ilmu, terutama ilmu agama.

Menghindari perbuatan yang dapat merusak akal juga termasuk ke dalam hifzhu al-‘Aql. Contohnya, tidak meminum khamr, tidak menonton tayangan yang berbau maksiat, dsb.

4) Menjaga Keturunan (hifzhu al-nasl)

Salah satu tujuan agama adalah untuk memelihara keturunan. Syariat perkawinan merupakan salah satu cara menjaga keturunan.

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

 

Artinya: Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti. (Q.S al-Hujurat (49): 13)

Pentingnya menjaga keturunan juga bertujuan untuk melestarikan kehidupan manusia di bumi.

5) Menjaga Harta (hifzhu al-mal)

Melalui kepemilikan harta, seseorang bisa bertahan hidup. Maka dari itu islam sangat memperhatikan masalah harta benda untuk menopang kehidupan manusia.

Dalam Q.S al-Jumuah ayat 10 Allah Swt berfirman:

فَاِذَا قُضِيَتِ الصَّلٰوةُ فَانْتَشِرُوْا فِى الْاَرْضِ وَابْتَغُوْا مِنْ فَضْلِ اللّٰهِ وَاذْكُرُوا اللّٰهَ كَثِيْرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

Artinya: Apabila salat (Jumat) telah dilaksanakan, bertebaranlah kamu di bumi, carilah karunia Allah, dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung. (Q.S al-Jumuah (62): 10)

Di samping memerintahkan mencari harta, islam juga memperhatikan proses dan cara-cara yang digunakan dalam memperoleh harta tersebut. Harta yang dihasilkan harus didapatkan melalui cara yang halal.***

Minggu, 28 April 2024

Rangkuman PAI Kelas 10 Bab 9 Al-kulliyyaat Al-Khomsah

 Assalamualaikum wrwb...

Rangkuman Materi PAI Kelas 10 Kurikulum Merdeka Bab 9

tentang Macam-macam al Kulliyatu al Khamsah

1. Pengertian al Kulliyatul al Khamsah

Kata al Kulliyatu al Khamsah, terdiri dari 2 kata, yaitu al-kulliyatu dan al-khamsah. Al-Kulliyatu artinya prinsip dasar, sedangkan al-khamsah berarti lima.

Jadi arti dari al Kulliyatu al Khamsah adalah lima prinsip dasar hukum islam.

Dalam istilah ushul fiqh, kata al Kulliyatu al Khamsah sering disebut dengan maqashid al-khamsah dan al-dharuriyat al-khamsah.

Maka dapat disimpulkan bahwa al Kulliyatu al Khamsah berarti lima prinsip dasar hukum Islam yang bertujuan mewujudkan kemaslahatan.

Lima prinsip dasar hukum Islam yaitu:

a.      menjaga agama (hifzhu al-din),

b.      menjaga jiwa (hifzhu al-nafs),

c.       menjaga akal (hifzhu al-‘Aql),

d.      menjaga keturunan (hifzhu al-nasl), dan

e.      menjaga harta (hifzhu al-mal)

2. Urutan al Kulliyatu al Khamsah

Urutan al Kulliyatu al Khamsah disusun oleh pemahaman para mujtahid berdasarkan dalil Al-Qur’an dan hadist.

Imam al-Ghazali berpendapat bahwa urutan al Kulliyatu al Khamsah adalah agama (al-din), jiwa (al-nafs), akal (al-‘aql), keturunan (al-nasl), dan harta (al-mal)

Urutan al Kulliyatu al Khamsah yang dikemukakan oleh al-Ghazali adalah yang paling banyak disepakati oleh mayoritas ulama fiqh maupun ushul fiqh.

3. Macam-macam al Kulliyatu al Khamsah

1) Menjaga agama (hifzhu al-din)

Menjaga agama merupakan pokok dari segala alasan mengapa manusia hidup di dunia ini. Oleh karenanya menjaga agama harus lebih diutamakan sebelum menjaga hal lain. Allah Swt berfirman dalam Q.S az-Zariyat ayat 56:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Artinya: "Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku".(Q.S az-Zariyat (51): 56)

Alasan mengapa agama harus dipelihara karena agama merupakan kumpulan akidah, ibadah, dan muamalah yang mengatur hubungan antara manusia dengan Sang Khalik dan sesama manusia.

Untuk mewujudkannya, Allh Swt mewajibkan setiap muslim untuk melaksanakan lima rukun Islam, yaitu membaca syahadat, shalat lima waktu, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan berhaji bagi yang mampu.

 

Melaksanakan lima rukun Islam merupakan salah satu bentuk menjaga agama. Selain itu, menghormati agama orang lain juga termasuk ke dalam bentuk menjaga agama yang islam ajarkan

2) Menjaga Jiwa (al-nafs)

Dalam Q.S al-Maidah ayat 32 Allah Swt berfirman:

مِنْ اَجْلِ ذٰلِكَ ۛ كَتَبْنَا عَلٰى بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اَنَّهٗ مَنْ قَتَلَ نَفْسًاۢ بِغَيْرِ نَفْسٍ اَوْ فَسَادٍ فِى الْاَرْضِ فَكَاَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيْعًاۗ وَمَنْ اَحْيَاهَا فَكَاَنَّمَآ اَحْيَا النَّاسَ جَمِيْعًا ۗوَلَقَدْ جَاۤءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِالْبَيِّنٰتِ ثُمَّ اِنَّ كَثِيْرًا مِّنْهُمْ بَعْدَ ذٰلِكَ فِى الْاَرْضِ لَمُسْرِفُوْنَ

Artinya: "Oleh karena itu, Kami menetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil bahwa siapa yang membunuh seseorang bukan karena (orang yang dibunuh itu) telah membunuh orang lain atau karena telah berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Sebaliknya, siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, dia seakan-akan telah memelihara kehidupan semua manusia. Sungguh, rasul-rasul Kami benar-benar telah datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Kemudian, sesungguhnya banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi."

Tingginya perhatian Islam untuk menjaga jiwa manusia dapat dilihat dari diterapkannya hukumnan qisas. Penerapan qisas harus dipahami sebagai upaya melindungi nyawa manusia bukan sebaliknya.

Adanya ancaman hukuman mati seharusnya menjadikan siapapun berpikir ribuan kali untuk melakukan penghilangan nyawa manusia tanpa sebab yang dibenarkan oleh islam.

3) Menjaga Akal (hifzhu al-‘Aql)

Setelah menjaga agama dan jiwa, selanjutnya adalah menjaga akal. Akal merupakan karunia agung dari Allah Swt kepada manusia.

Karena akal itulah yang membedakan manusia dengan hewan. Hifzhu al-‘Aql harus dilakukan dengan cara mengisi akal pikiran dengan ilmu, terutama ilmu agama.

Menghindari perbuatan yang dapat merusak akal juga termasuk ke dalam hifzhu al-‘Aql. Contohnya, tidak meminum khamr, tidak menonton tayangan yang berbau maksiat, dsb.

4) Menjaga Keturunan (hifzhu al-nasl)

Salah satu tujuan agama adalah untuk memelihara keturunan. Syariat perkawinan merupakan salah satu cara menjaga keturunan.

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

 

Artinya: Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti. (Q.S al-Hujurat (49): 13)

Pentingnya menjaga keturunan juga bertujuan untuk melestarikan kehidupan manusia di bumi.

5) Menjaga Harta (hifzhu al-mal)

Melalui kepemilikan harta, seseorang bisa bertahan hidup. Maka dari itu islam sangat memperhatikan masalah harta benda untuk menopang kehidupan manusia.

Dalam Q.S al-Jumuah ayat 10 Allah Swt berfirman:

فَاِذَا قُضِيَتِ الصَّلٰوةُ فَانْتَشِرُوْا فِى الْاَرْضِ وَابْتَغُوْا مِنْ فَضْلِ اللّٰهِ وَاذْكُرُوا اللّٰهَ كَثِيْرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

Artinya: Apabila salat (Jumat) telah dilaksanakan, bertebaranlah kamu di bumi, carilah karunia Allah, dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung. (Q.S al-Jumuah (62): 10)

Di samping memerintahkan mencari harta, islam juga memperhatikan proses dan cara-cara yang digunakan dalam memperoleh harta tersebut. Harta yang dihasilkan harus didapatkan melalui cara yang halal.***


Jumat, 26 April 2024

PAI kelas 10 Bab 8

 Akhlaq Mazmumah VS Mahmudah

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Menurut istilah, ghadhab berarti sifat seseorang yang mudah marah karena tidak senang dengan perlakuan atau perbuatan orang lain.

Temperamental atau sifat mudah marah dalam bahasa Arab berasal dari kata ghadhab, dari kata dasar ghadhiba–yaghdhibu–ghadhaban.

Ghadhab sering dikiaskan seperti nyala api yang terpendam di dalam hati, sehingga orang yang sedang dalam keadaan marah, wajahnya akan memerah seperti api yang menyala.

Tentu saja sebagai seorang Muslim kita harus menghindari sifat ini karena tidak akan menyelesaikan masalah, yang ada justru menambah masalah baru! Kita harus bersabar, sebagaimana sabda Rasulullah Saw berikut ini:

 

-

Yang artinya: Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Orang yang kuat, bukanlah orang yang menang berkelahi, namun orang kuat adalah orang yang mampu menguasai dirinya ketika ia sedang marah”. (H.R. Bukhari dan Muslim)

Nah lawan kata dari sifat ghadhab adalah rida atau menerima dengan senang hati dan al-hilm atau murah hati, tidak cepat marah. Kenapa sih orang bisa memiliki sifat tempramental ini?
 

Marah (ghadhab) adalah situasi yang normal dan manusiawi karena ia merupakan sifat yang melekat pada tabiat seseorang. Nah ada dua penyebab yang bisa menyebabkan sifat ghadhab ini, yaitu:

  • Faktor fisik, yang disebabkan:
    • Kelelahan yang berlebihan
    • Kekurangan zat-zat tertentu dalam tubuh
    • Reaksi hormon kelamin
  • Faktor psikis, yang disebabkan:
    • Ujub (Bangga terhadap Diri Sendiri)
    • Perdebatan atau Perselisihan
    • Senda Gurau yang Berlebihan
    • Ucapan yang Keji dan Tidak Sopan
    • Sikap Permusuhan kepada Orang Lain

Berikut ini merupakan tingkatan sifat temperamental (ghadhab) dalam kehidupan yaitu:

  • Golongan Marah Berlebihan (Ifrath)
  • Golongan yang Tidak Memiliki Sifat Marah (Tafrith)
  • Golongan yang Mampu Berlaku Adil dan Proporsional (I’tidal)

Lalu bagaimana cara menghindari sifat ghadhab ini? Caranya:

Senin, 19 Februari 2024

PAI KELAS X BAB 7

 

SMA AL-AZHAR 3 BANDAR LAMPUNG

Mapel             : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X.

Guru Mapel   : H. Heri Sutopo, M.E.Sy

Kelas               : X

Rangkuman Materi PAI-BP Kelas 10 BAB 7 Kurikulum Merdeka Hakikat Mencintai Allah Swt. 1. Hakikat Mencintai Allah Swt.

Definisi cinta: Cinta adalah perasaan yang suci dan lembut berupa rasa kasih sayang. Perasaan cinta ditandai dengan rasa rindu kepada yang dicintai.

Mencintai Allah adalah tingkatan tertinggi "cinta".

Cinta seseorang kepada Allah tumbuh dari pengaruh akal dan jiwa yang kuat akibat berpikir mendalam terhadap kekuasaan-Nya di langit dan bumi. Cinta ini akan semakin menggelora dengan merenungkan ayat-ayat Al-Qur`an dan membiasakan diri berzikir dengan nama dan sifat-sifat Allah Swt. Seseorang tidak akan memperoleh kesempurnaan iman tanpa mengenal keagungan Allah Swt., merasakan kebaikan dan ketulusan Allah, dan mengakui nikmat-nikmat-Nya.

2. Tanda tanda cinta kepada Allah

·         Mencintai Rasulullah Saw.

·         Mencintai Al-Qur`an

·         Menjauhi perbuatan dosa

·         Mendahulukan perkara yang dicintai oleh Allah Swt.

·         Tak gentar menghadapi hinaan

3. Cara meningkatkan cinta kepada Allah

·         Memahami besarnya cinta Allah Swt. kepada hamba-Nya

·         Senantiasa membersihkan hati

·         Mempelajari ilmu agama secara mendalam

4. Khauf (Takut Kepada Allah Swt.)

Al-khaufu artinya rasa takut, sedih dan gelisah ketika terjadi sesuatu yang tidak disenangi, Ar-rahbu merupakan padanan kata (sinonim) dari kata al-khaufu. Sedangkan al-khasyatu adalah rasa takut yang diiringi dengan pengagungan atas sesuatu yang ditakuti tersebut.

Kata khauf secara etimologis berarti khawatir, takut, atau tidak merasa aman. Takut kepada Allah Swt. merupakan bukti seorang hamba mengenalNya.

5. Takut kepada Allah menurut Imam Al-ghazali

·         Takut tidak diterimanya taubat

·         Takut tidak mampu istikamah dalam beramal saleh

·         Takut akan mengikuti hawa nafsu

·         Takut tertipu oleh gemerlap duniawi

·         Takut terperosok dalam jurang maksiat

·         Takut atas siksa kubur

·         Takut terjebak pada kesibukan yang melalaikan dari Allah Swt.

·         Takut menjadi sombong karena memperoleh nikmat dari Allah Swt.

·         Takut mendapatkan siksaan di dunia

·         Takut tidak mendapatkan nikmat surga.

6. Tanda-tanda Takut Kepada Allah

·         Tampak dari ketaatannya kepada Allah Swt.

·         Menjaga lisan dari perkataan dusta

·         Menghindari iri dan dengki

·         Menjaga pandangan dari kemaksiatan

·         Menjauhi makanan haram

·         Menjaga kaki dan kedua tangan dari sesuatu yang haram

7. Raja' (berharap kepada Allah)

Secara etimologis, raja’ berarti mengharap sesuatu atau tidak putus asa. Menurut istilah, raja’ berarti berharap untuk memperoleh rahmat dan karunia Allah Swt. Sifat raja’ ini harus disertai optimis, perasaan gembira, sikap percaya dan yakin akan kebaikan Allah Swt.

Raja' harus dibarengi amal. Kebalikan dari sifat raja’ adalah putus asa dari rahmat Allah Swt. Salah satu penyebab munculnya sifat putus asa dari rahmat Allah Swt. adalah tidak memahami bahwa rahmat Allah Swt. sangat luas. Sifat khauf dapat mencegah seseorang berbuat dosa, sedangkan raja’ dapat mendorong untuk taat kepada Allah Swt.

8. Cara menumbuhkan sifat raja'

·         Muhasabah atas nikmat-nikmat Allah Swt.

·         Mempelajari dan memahami Al-Qur`an

·         Meyakini kesempurnaan karunia Allah Swt.

9. Manfaat sifat raja'

·         Semangat dalam ketaatan kepada Allah Swt.

·         Tenang dalam menghadapi kesulitan

·         Merasa nikmat dalam beribadah kepada Allah Swt.

·         Menumbuhkan sifat optimis

10. Tawakal

Secara bahasa, tawakal berarti memasrahkan, menanggungkan sesuatu, mewakilkan atau menyerahkan. Secara istilah, tawakal artinya menyerahkan segala permasalahan kepada Allah Swt. setelah melakukan usaha sekuat tenaga.

Ikhtiar dulu baru tawakal. Tawakal bukan berarti menyerahkan nasib kepada Allah Swt. secara mutlak.

11. Manfaat tawakal

·         Tercukupinya semua keperluan

·         Mudah untuk bangkit dari keterpurukan

·         Tidak bisa dikuasai oleh setan

·         Memperoleh nikmat yang tiada henti

·         Menghargai hasil usaha

Cinta kepada Allah Swt. (mahabbatullah) berarti menempatkan Allah Swt. Di dalam hati sanubari, dan merupakan tingkatan cinta tertinggi dan hakiki. Cinta seseorang kepada Allah tumbuh dari pengaruh akal dan jiwa yang kuat akibat berpikir mendalam terhadap kekuasaan-Nya di langit dan bumi.

Rasa takut (khauf) merupakan sifat orang bertaqwa, sekaligus merupakan bukti iman kepada Allah Swt. Takut kepada Allah Swt. dapat berupa rasa takut tidak diterimanya taubat, takut tidak mampu istikamah dalam beramal saleh, takut akan mengikuti hawa nafsu, takut tertipu oleh gemerlap duniawi, takut terperosok dalam jurang maksiat, takut atas siksa kubur, takut terjebak pada kesibukan yang melalalikan dari Allah Swt., takut menjadi sombong karena memperoleh nikmat dari Allah Swt., takut mendapatkan siksaan di dunia dan takut tidak mendapatkan nikmat surga

Raja’ berarti berharap untuk memperoleh rahmat dan karunia Allah Swt. Sifat khauf dapat mencegah seseorang berbuat dosa, sedangkan raja’ dapat mendorong untuk taat kepada Allah Swt

Tawakal adalah mewakilkan atau menyerahkan hasil usahanya kepada Allah Swt. setelah didahului dengan ikhtiar yang sungguh-sungguh. Seseorang yang menerapkan sikap tawakal akan tumbuh keyakinan bahwa tidak ada satu pun amal kebaikan yang sia-sia.

 

*Selamat Belajar dan Perbanyaklah membaca*

 

SOAL BAHASA ARAB SAT KELAS 10 DAN 11 ( SUSULAN/ REMEDIAL/PERBAIKAN NILAI)

 ASSALAMULAIKUM WRWB BAGI SISWA-SISWI YANG BELUM SEMPAT MENGIKUTI UJIAN BAHASA ARAB KELAS 10 DAN 11 DAPAT MENDOWNLOAD SOAL PADA LINK BERIKUT...